Balai Rafflesia Tak Difungsikan

Balai Rafflesia Tak Difungsikan

RENAH SEMANEK, Bengkulu Ekspress - Keberadaan Balai Rafflesia di kawasan pusat perkantoran Pemkab Benteng di Desa Renah Semanek, Kecamatan Karang Tinggi terkesan diabaikan.

Betapa tidak, gedung megah yang telah dibangun dengan menggunakan dana miliaran rupiah dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Benteng tersebut hampir tidak pernah digunakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Benteng.

Pantauan Bengkulu Ekspress, hampir seluruh kegiatan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemda Kabupaten Benteng dilaksanakan di hotel maupun aula. Bahkan, tak jarang OPD menyelenggarakan kegiatan di luar daerah, yakni di Kota Bengkulu. Baik berupa kegiatan sosialisasi, bimbingan teknis (bimtek) maupun pertemuan rutin.

Kondisi demikian tentu saja menuai kritik pedas dari Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Benteng, Susiana SH. Perempuan lulusan Universitas Bengkulu (Unib) ini menyangkan kebijakan OPD di lingkungan Pemda Benteng yang seolah tidak peduli dengan keberadaan aset daerah.

\"Balai Rafflesia telah dibangun dengan baik dan megah oleh Dinas PU Kabupaten Benteng. Permasalahannya muncul setelah pembangunan tuntas. Gedung yang mampu menampung ribuan orang tersebut jarang sekali digunakan oleh para Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mestinya, Balai Rafflesia merupakan rujukan utama bagi OPD untuk menggelar kegiatan,\" kesal Susiana.

Menyikapi hal ini, Susiana mendesak agar Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Bagian Umum Setda Pemkab Benteng selaku pihak yang ditunjuk untuk mengelola Balai Rafflesia bisa lebih greget dalam memanfaatkan aset daerah itu.

\"Apabila dikelola dengan baik, Balai Rafflesia tentu saja akan memberikan keuntungan bagi Pemda Benteng. Yakni, bisa menjadi sumber pendapatan asil daerah (PAD) yang menjanjikan. Jika dibiarkan terbengkalai, kami khawatir bangunan akan banyak mengalami kerusakan,\" tandasnya.

Terpisah, Kabag Umum dan Perlengkapan Setda Pemkab Benteng, Iswahyudi mengaku bahwa pemanfaatan Balai Rafflesia memang belum optimal. Ujang berkilah bahwa Balai Rafflesia belum memiliki sumber air bersih yang sesuai standar.

Selain itu, Iswahyudi juga menuturkan bahwa Balai Rafflesia juga jauh dari jangkauan masyarakat luar.\"Saat ini, air yang dihasilkan oleh sumur bor masih keruh. Karena itu, kami belum percaya diri (PD) untuk mensosialisasikan kepada OPD agar memanfaatkan bangunan ini. Kami akan terlebih dahulu membangun rumah jaga agar pengamanan gedung bisa lebih maksimal. Setelah semuanya rampung, barulah Balai Rafflesia bisa digunakan dengan nyaman,\" kata Ujang.(135)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: